BAB I
PENDAHULUAN
Di antara semua teori
kepribadian yang ada, misalnya teori behavioral, teori kognitif, teori
humanistik-eksistensial, terdapat nama Sigmud Freud (1856-1939) yang terutama
dan para pengikutnya. Meskipun ada perbedaan di antara teoritikus Psikodinamik,
semuanya memiliki beberapa pandangan yang sama, seperti pandangan determinisme
psikis (pandangan bahwa tingkah laku manusia – normal dan abnormal – ditentukan
oleh hasil dari proses dinamik dan konflik intrapsikis), motivasi tak sadar,
dan pentingnya pengalaman masa kanak-kanak dalam membentuk kepribadian dan
tingkah laku.
Dr. Freud adalah
neurolog asal Austria dan pendiri aliran Psikoanalisis dalam bidang Psikologi.
Psikoanalisis adalah gerakan yang mempopulerkan teori bahwa motif tidak sadar
mengendalikan sebagian besar perilaku. Freud tertarik pada hipnotis dan
penggunaannya untuk membantu penderita penyakit mental. Ia kemudian
meninggalkan hipnotis untuk asosiasi bebas dan analisis mimpi guna
mengembangkan sesuatu yang kini dikenal sebagai “obat dengan berbicara”.
Hal-hal seperti ini menjadi unsur inti Psikoanalisis. Freud terutama tertarik
pada kondisi yang dulu disebut “histeria” dan sekarang disebut “sindrom
konversi”.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Psikoanalisis adalah sebuah
model perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia dan metode
psikoterapi. Secara historis psikoanalisis adalah aliran pertama dari tiga
aliran utama psikologi. Yang kedua adalah behaviorisme, sedangkan yang ketiga
adalah psikologi eksistensisal-humanistic.[1]
Psikoanalisis merupakan
cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai
studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Sigmund Freud sendiri
dilahirkan di Moravia pada tanggal 6 Mei 1856 dan meninggal di London pada
tanggal 23 September 1939.
Pada mulanya istilah
psikoanalisis hanya dipergunakan dalam hubungan dengan Freud saja, sehingga
“psikoanalisis” dan “psikoanalisis” Freud sama artinya. Bila beberapa pengikut
Freud dikemudian hari menyimpang dari ajarannya dan menempuh jalan
sendiri-sendiri, mereka juga meninggalkan istilah psikoanalisis dan memilih
suatu nama baru untuk menunjukan ajaran mereka. Contoh yang terkenal
adalah Carl Gustav Jung dan Alfred Adler, yang menciptakan nama
“psikologi analitis” (en: Analitycal psychology) dan “psikologi individual”
(en: Individual psychology) bagi ajaran masing-masing.
Teori Psikoanalisa
memandang perkembangan dibentuk oleh kekuatan bawah sadar yang memotivasi
perilaku manusia. Atau perspektifnya yaitu pandangan bahwa perkembangan
dibentuk oleh kekuatan kesadaran. Psikoanalisis ditandai untuk metode
penafsiran, bahwa pencarian makna yang tersembunyi dari apa yang nyata melalui
tindakan dan pembicaraan atau imajiner produksi, seperti mimpi, deliriums,
asosiasi bebas. Perilaku dan proses mental manusia dimotivasi oleh
kekuatan-kekuatan dan konflik-konflik dari dalam manusia memiliki sedikit
kesadaran dan perilaku manusia menjadi lebih rasional-bisa kontrol atas
kekuatan tersebut diterima secara sosial.[2]
B. Tujuan
dan Proses Konseling Psikoanalitik
Tujuannya adalah
membentuk kembali struktur karakter individu dengan membuat yang tidak sadar
menjadi sadar dalam diri klien.
a. Proses
konseling dipusatkan pada usaha menghayati kembali pengalaman-pengalaman masa
kanak-kanak. Pengalaman masa lampau ditata, didiskusikan, dianalisa dan
ditafsirkan dengan tujuan untuk merekonstruksi kepribadian.
b. Konseling
analitik menekankan dimensi afektif dalam membuat pemahaman ketidak sadaran.
c. Pemahaman
intelektual sangat penting, tetapi yang lebih adalah mengasosiasikan antara
perasaan dan ingatan dengan pemahaman diri.
d. Satu
karakteristik konseling psikonalisa adalah bahwa terapi atau analisis bersikap
anonim (tak dikenal) dan bertindak sangat sedikit menunjukkan perasaan dan
pengalamannya, sehingga dengan demikian klien akan memantulkan perasaannya
kepada konselor. Proyeksi klien merupakan bahan terapi yang ditafsirkan dan
dianalisia.
e. Konselor
harus membangun hunbungan kerja sama dengan klien kemudian melakukan
serangkaian kegiatan mendengarkan dan menafsirkan.
f. Menata
proses terapeutik yang demikian dalam konteks pemahaman struktur kepribadian
dan psikodinamika memungkinkan konselor merumuskan masalah klien secara
sesungguhnya. Konselor mengajari klien memaknai proses ini sehingga klien
memperoleh tilikan mengenai masalahnya.
g. Klien
harus menyanggupi dirinya sendiri untuk melakukan proses terapi dalam jangka
panjang. Setiap pertemuan biasa berlangsung satu jam.
h. Setelah
beberapa kali pertemuan kemudian klien melakukan kegiatan asosiasi bebas. Yaitu
klien mengatakan apa saja yang terlintas dalam pikirannya
Teori ini lebih
mengedepankan agar seorang konselor mampu menggali pengalaman-pengalaman yang
terjadi pada seoang klient sehingga dapat merekonstruksi kepribadian konseli
tersebut.
C. Konsep
Pokok
Psikoanalisa merupakan
suatu metode penyembuhan yang lebih bersifat Psikologis dengan cara-cara fisik[4].
Pada mulanya Freud mengembangkan teorinya tentang struktur kepribadian dan
sebab-sebab gangguan Jiwa. Konsep Freud yang anti rasionalisme menekankan
motivasi tidak sadar, konflik dan simbolisme sebagai konsep primer. Teori
Kepribadian menurut Freud, menyangkut tiga hal yakni;
1. Struktur
Kepribadian
Menurut beliau,
Kepribadian terdiri dari tiga system,yakni:
a. Id
adalah aspek biologis yang merupakan system kepribadian yang asli.
Kepribadian setiap
orang hanya terdiri dari id ketika dilahirkan. Id bersifat tidak logis, amoral
dan didorong oleh satu kepentingan: memuaskan kebutuhan-kebutuhan naluriah
sesuai dengan atas kesenangan. Id tidak pernah matang dan selalu menjadi anak
manja dari kepribadian, tidak berfikir dan hanya menginginkan atau bertindak.
Id bersifat tak sadar.
b. Ego
adalah aspek Psikologi yang timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan
dengan dunia nyata.
Ego merupakan eksekutif
dari kepribadian yang memerintah, mengendalikan dan mengatur. Sebagai “polisi
lalu lintas” bagi id, superego dan dunia eksternal, tugas utama ego adalah
mengantarai naluri-naluri dengan lingkungan sekitar. Ego mengendalikan
kesadaran dan melakukan sensor. Hubungan ego dan id adalah ego merupakan temapt
semayam intelegenssi dan rasionalitas yang mengawasi dan mengendalikan implus-implus
buta dari id.
Ego adalah tempat
bersemayam intelegensi dan rasionalitas yang mengawasi dan mengendalikan
implus-implus buta dari id. Sementara id nya hanya mengenal kenyataan
subyektif, ego membedakan bayangan-bayangan mental dengan hal-hal yang terdapat
di dunia eksternan.
c. Super
Ego ( aspek sosiologis yang mencerminkan nilai-nilai tradisional serta
cita-cita masyarakat yang ada dalam kepribadian individu)
Superego
mempresentasikan hal yang idela alih-alih hal yang riel, dan mendorong bukan
kepada kesenangan, melainkan kepada kesempurnaan. Superego mempresentasikan
nilai-nilai tradisional dan ideal-ideal masyarakat yang diajarkan oleh orang
tua kepada anak . superego berfungsi menghambat implus-implus id. Kemudian
sebagai internalisansi standar-standar orangtua dan masyarakat.
2. Dinamika
Kepribadian
Dinamika Kepribadian
terdiri dari cara bagaimana energi psikis itu didistribusikan serta digunakan
oleh Id,ego,dan super ego.
3. Perkembangan
kepribadian
Kepribadian berkembang
sehubungan dengan empat macam pokok sebagai sumber ketegangan, yaitu;
a. Proses
pertumbuhan fisiologis (kedewasaan)
b. Frustasi
c. Konflik,
dan
d. Ancaman.
D. Psikoanalisis
memiliki tiga penerapan:
1. Suatu
metode penelitian dari pikiran;
2. Suatu
ilmu pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia; dan
3. Suatu
metode perlakuan terhadap penyakit psikologis atau emosional.
Dalam cakupan yang luas
dari psikoanalisis ada setidaknya 20 orientasi teoretis yang mendasari teori
tentang pemahaman aktivitas mental manusia dan perkembangan manusia. Berbagai
pendekatan dalam perlakuan yang disebut “psikoanalitis” berbeda-beda
sebagaimana berbagai teori yang juga beragam. Psikoanalisis Freudian, baik
teori maupun terapi berdasarkan ide-ide Freud telah menjadi basis bagi
terapi-terapi moderen dan menjadi salah satu aliran terbesar dalam psikologi..
E. Sumbangan-sumbangan
utama yang bersejarah dari teori dan praktek Psikoanalitik mencakup:
1. Kehidupan
mental individu menjadi bisa dipahami dan pemahaman terhadap sifat manusia bisa
diterapkan pada peredaan penderitaan manusia
2. Tingkah
laku diketahui sering ditentukan oleh faktor-faktor tak sadar
3. Perkembangan
pada masa dini kanak-kanak memiliki pengaruh yang kuat terhadap kepribadian di
masa dewasa.
4. Psikoanalitik
menyediakan kerangka kerja yang berharga untuk memahami cara-cara yang
digunakan oleh individu dalam mengatasi kecemasan dengan mengandaikan adanya
mekanisme-mekanisme yang bekerja untuk memnghindari luapan kecemasan.
5. Pendekatan
psikoanalitik telah memberikan cara-cara mencari keterangan dari ketaksadaran
melalui analisis atas mimpi-mimpi, resistensi-resistensi dan
transferensi-transferensi
F. Gangguan
Jiwa
Psikoanalisa membedakan
dua macam gangguan jiwa yaitu Psikoneurose, dan Psikose. Psikoneurose
disebabkan oleh kegagalan ego untuk mengontrol dorongan id, karena ego tidak
berhasil memperoleh kesepakatan. Neurose dikelompokkan menjadi tiga,yaitu; (1)
histeri; (2) Psikastenia ; (3) reaksi Kecemasan.
Psikose digolongkan
menjadi dua macam yaitu Psikose Fungsional, dan Psikose organic. Psikose
Fungsional terdiri dari tiga jenis, yaitu; (1) manic-depressive; (2) paranoia;
(3) schezophenia. Psikose Organik terdiri atas (1) involutional melancholia;
(2) senile and alcoholic psychoses; (3) general parasis.
G. Teknik-teknik
Terapi
Teknik-teknik terapi
dalam psikoanalisa digunakan untuk meningkatkan kesadaran mendapatkan tilikan
intelektual ke dalam perilaku Klien, dan memahami makna gejala-gejala yang
nampak, ada lima teknik dasar dalam terapi Psikoanalisa, yaitu[5];
1. Asosiasi Bebas,
merupakan teknik sentral dari psikoanalisis. Esensinya adalah bahwa klien
melaju bersama pikirannya ataupun pendapat dengan jalan serta melaporkannya
tanpa ada sensor. Asosiasi merupakan salah satu dari peralatan dasar sebagai
pembuka pintu keinginan, khayalan,konflik,serta motivasi yang tidak disadari.
(Corey, 1995; 174)
2. Interpretasi,
terdiri dari apa yang oleh penganalisis dinyatakan, diterangkan, dan bahkan diajarkan
kepada klien arti dari perilaku yang dimanifestasikan dalam mimpi, asosiasi
bebas, penentangan dan hubungan teraupetik itu sendiri. Fungsinya adalah
memberi peluang kepada ego untuk mengasimilasikan materi baru dan dan untuk
mempercepat proses menguak materi diluar kesadaran selanjutnya (Corey, 1995;
174)
3. Analisis mimpi
merupakan prosedur yang penting untuk bisa mengungkapkan materi tidak disadari
dan untuk bisa memberi klien suatu wawasan ke dalam kawasan problem yang tak
terselesaikan (Corey, 1995; 175)
4. Analisis resistensi
ditujukan untuk menyadarkan klien terhadap alasan-alasan terjadinya
resistensinya konselor meminta klien menafsirkan resistensi (Willis, 2004: 63).
5. Analisis
transferensi. Konselor mengusakan klien mengembangkan transferensinya agar
terungkap neorosisnya terutama pada usia selama lima tahun pertama dalam
hidupnya. Konselor menggunakan sifat-sifat netral, objektif, anonim, dan pasif
agar terungkap transferensi tersebut (Willis, 2004: 63)
H. Kritik
dan Kontribusi
Beberapa Kritik
terhadap psikoanalisa antara lain;
1. Pandangan
yang terlalu deterministic dinilai terlalu merendahkan martabat kemanusiaan.
2. Terlalu
banyak menekankan kepada pengalaman masa kanak-kanak, dan menganggap kehidupan
seolah-olah sepenuhnya ditentukan masa lalu.
3. Terlalu
meminimalkan rasionalitas
4. Penyembuhan
dalam psikoanalisa terlalu bersifat rasional dalam pendek atannya.
5. Data
penelitian empiris kurang banyak mendukung system psikoanalisa.
Sedangkan kontribusi
yang diberikan antara lain;
1. Adanya
motivasi yang tidak selamanya disadari
2. Teori
kepribadian dan teknik psikoterapi
3. Pentingnya
masa kanak-kanak dalam perkembangan kepribadian.
4. Model
penggunaan wawancara sebagai alat terapi
5. Pentingnya
sikap non-moral pada terapis
6. Adanya
persesuaian antara teori dan teknik.
I.
Kelebihan dan Kekurangan Terapi
Psikoanalisis
Kelebihan
1. Terapi ini memiliki dasar teori yang kuat.
2.
Dengan terapi ini
terapis bisa lebih mengetahui masalah pada diri klien, karena prosesnya dimulai
dari mencari tahu pengalaman-pengalaman masa lalu pada diri klien.
3.
Terapi ini bisa
membuat klien mengetahui masalah apa yang selama ini tidak disadarinya.
Kekurangan
1.
Waktu yang dibutuhkan
dalam terapi terlalu panjang
2.
Memakan banyak biaya
bagi klien
3.
Karena waktunya lama,
bisa membuat klien menjadi jenuh
4.
Diperlukan
terapis yang benar-benar terlatih untuk melakukan terapi
BAB III
PENUTUP
Teori “Psikoanalisis
Freud” memusatkan perhatian pada pentingnya pengalaman masa kanak-kanak awal.
Dalam pandangan ini, benih-benih dari gangguan psikologis sudah ditanamkan pada
tahun-tahun awal pertumbuhan. Pandangan Freud tentang seksualitas masa
kanak-kanak benar-benar jelas dan kontroversial.
Freud juga mengemukakan
tiga struktur mental atau psikis, yakni Id, Ego, dan Superego.
Satu-satunya struktur mental yang ada sejak lahir adalah id,yang merupakan
dorongan biologis dan berada dalam ketidaksadaran. Idberoperasi menurut
prinsip kenikmatan (pleasure principle) dan mencari kepuasan
segera. Ego adalah pikiran yang beroperasi menurut prinsip kenyataan
(reality principle) yang memuaskan dorongan id menurut cara-cara yang
dapat diterima masyarakat. Adapun superego, yang terbentuk melalui proses
identifikasi dalam pertengahan masa kanak-kanak, merupakan bagian dari
nilai-nilai moral dan beroperasi menurut prinsip moral.
Mekanisme pertahanan
seprti represi, melindungi ego dari kecemasan dan mengeluarkan
dorongan yang tidak dapat diterima dari kesadaran. Meskipun menggunakan
mekanisme pertahanan adalah normal, namun bila digunakan secara berlebihan
dapat menyebabkan pola tingkah laku abnormal.
Berdasarkan kajian
Freud, ada garis tipis perbedaan antara yang normal dan abnormal (dalam hal
derajat). Orang normal dan abnormal didorong oleh dorongan irasional
dari id. Normalitas hanya merupakan masalah keseimbangan energi antara
struktur psikis dari id, ego, dan superego.
Freud berpendapat bahwa
manusia dapat menjadi neurotik – bahkan psikotik - struktur mental menjadi
tidak seimbang. Pada orang-orang normal, egomemiliki kekuatan untuk
mengontrol insting dari id dan untuk menahan hukuman
dari superego.
DAFTAR PUSTAKA
Corey, Gerald. 2009.
Theory and practice of counseling and psycoterapy. (penerjemah: E. Koswara).
:PT. Refika aditama
http://www.zonependidikan.co.cc/2010/05/konseling-psikoanalisa.html
[1].Gerald
Corey. Theory and practice of counseling and psycoterapy. Diterjemahkan
oleh E. Koswara. (Cet ke 4; PT. Refika aditama:2009). Hal. 13